Welcome to My Blog

Welcome to Ard.Fatima's Website

Sunday, December 26, 2010

BAB 2
ALIRAN-ALIRAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN DAN PANDANGAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Dalam perjalanan sejarahnya , filsafat pendidikan telah melahirkan berbagai pandangan yang cenderung menimbulkan keraguan yang sulit untuk dikompromikan. Pengaruh dari pandangan yang berbeda-beda tersebut, melahirkan berbagai macam aliran. Berikut ini adalah uraian garis-garis besar aliran-aliran filsafat pendidikan, dan kemudian dihubungkan dengan falsafah pendidikan Islam.

A. Idealisme
1. Hakikat Idealisme
Aliran ini memandang dan menganggap yang nyata adalah ide. Ide tersebut selalu tetap dan tidak mengalami perubahan. Aliran ini menekankan moral dan realitas spiritual sebagi sumber utama di ala mini.
2. Prinsip- Prinsip Idealisme
a. Realitas tersusun atas substansi sebagaimana gagasan atau ide.
b. Realitas yang tampak di alam ini bukanlah kebenaran yang hakiki.
c. Manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi daripada materi bagi kehidupan manusia.
d. Idealisme berorientasi kepada ide yang theosentris.
3. Implementasi Idealisme dalam Pendidikan
a. Pendidikan dikembangkan dan digerakkan ke arah tujuan dimana nilai direalisasikan ke dalam bentuk yang kekal.
b. Belajar adalah proses “Self development of mind as spiritual substance” yang menempatkan jiwa bersifat kreatif.
c. Tujuan pendidikan adalah menjaga keunggulan cultural, sosial dan spiritual.
d. Tujuan pendidikan idealism adalah ketetapan mutlak.
e. Peranan pendidik menurut aliran idealisme adalah memnuhi akal peserta didik dengan hakikat dan pengetahuan yang tepat.
4. Pandangan Filsafat Pendidikan Islam terhadap Idealisme
Pendidikan idealism mengutamakan atau bertitik tolak kepada kemutlakan roh dan mengabaikan hal-hal yang bersifat materi (fisik). Dengan proses ini, pendidikan akan mampu mengantarkan peserta didik untuk terhindar dari kehidupan yang disharmonis. Dalam pandangan filsafat pendidikan Islam, pendidikan seyogyanya mampu mengarahkan manusia pada kehidupan yang seimbang, baik keseimbangan antara roh dan jasad, materil dan spiritual, individu dan masyarakat, serta dunia dan ukhrawi.

B. Realisme
1. Hakikat Realisme
Aliran ini berpijak atas dasar percaya akan hakikat yang kekal dan tidak mengalami perubahan dalam kondisi dan situasi apapun. Kaum Realisme memandang dunia ini dari sudut materi. Bahwa objek (dunia luar) adalah nyata dengan sendirinya. Menurut mereka, realitas di dunia ini adalah alam. Segala sesuatu berasal dari alam, dan yang menjadi subjek adalah hukum alam.
2. Prinsip-Prinsip Realisme
a. Manusia bisa sampai kepada hakikat tertinggi yang mutlak dan bisa mengajarkan orang lain akan hakikat.
b. Memandang masyarakat atas dasar tiga prinsip pokok, yaitu adanya alam adalah nyata, wujud, dan tetap, alam dikenal dengan akal, serta pengenalan adalah penuntun tingkah lakunya.
c. Kewajiban manusia menyikapi nilai-nilai yang ada.
3. Implementasi Realisme dalam Pendidikan
a. Tujuan pendidikan adalah transmisi dari kebenaran universal, pengetahuan Tuhan, dan nilai cultural pendidikan .
b. Metode pengajaran tunduk pada prinsip “mempengaruji dan menerima”.
c. Perhatian pendidikan tertuju pada pemenuhan akal siswa dengan peraturan dan hakikat.
d. Seorang guru harus ahli dalam bidang studinya (kompetensi professional).
e. Perubahan bersifat terbatas dan menuju satu arah.
4. Pandangan Filsafat Pendidikan Islam terhadat Realisme
Penerapam realisme yang cenderung menekankan pada aspek fisik dalam proses pendidikan akan menimbulkan ketidakseimbangan pengembangan potensi peserta didik. Hal ini disebabkan karena peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi fisik dan psikis yang masingm-masing membutuhkan bimbingan untuk berkembang secara optimal. Penitik beratan pada satu aspek saja akan mengorbankan aspek yang lain. Islam memandang manusia sebagai mahkluk yang terdiri dari dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Oleh sebab itu pendidikan dalam Islam merupakan suatu kegiatan yang terarah untuk mengembangkan potensi yang terkandung dalam kedua unsure tersebut secara maksimal.

C. Perenialisme
1. Hakikat Perenialisme
Segala sesuatu yang ada sepanjang sejarah ini akan dia anggap sebagai suatu aliran yang ingin kembali kepada nilai-nilai masa lalu dengan maksud mengembalikan keyakinan nilai-nilai asasi manusia masa silam untuk menghadapi problematika kehidupan manusia masa sekarang dan sampai kapanpun.
Filsafat Perenialisme pada dasarnya mengkaji sesuatu yang ada dan akan selalu ada dan menawarkan pandangan alternatif agar manusia kembali kepada akar spiritualitas dirinya tanpa tenggelam dalam gemerlap kehidupan yang sering membuat kita silai dan menimbulkan tindakan yang tidak sesuai dengan kemanusiaan.
2. Implementasi Perenialisme dalam Pendidikan
a. Ilmu pengetahuan nilai sebagai manifestasi dan hukum universal yang abadi.
b. Manusia secara kodrati memiliki tiga potensi yaitu nafsu, kemauan, dan akal.
c. Orientasi pendidikan ditujukan kepada kebahagiaan melalui pengembangan kemampuan.
d. Tujuan pendidikan berfungsi sebagai usaha untuk merealisasikan kapasitas dalam tiap individu manusia sehingga menjadi aktualitas.
3. Pandangan Filsafat Pendidikan Islam terhadap Perenialisme
Prinsip dasar pendidikan bagi aliran perenialis adalah membantu peserta didik menemukan dan menginternalisasikan kebenaran abadi yang dapat diperoleh melaui latihan intelektual. Dalam filsafat Islam, kebenaran abadi tidak hanya diperoleh melalui latihan intelektual tetapi juga bahkan yang lebih penting adalah latihan intuisi atau qalb. Selain itu kebenaran hakiki dan abadi hanya datang dari Allah, maka untuk mendapatkan kebenaran tersebut, pendidikan harus mengacu pada wahyu yang telah diturunkan Allah.

D. Eksistensialisme
1. Hakikat Eksistensialisme
Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang melukiskan dan mendiagnosa kedudukan manusia yang sulit. Titik sentranya adalah manusia. Hakikat manusia terletak dalam eksistensi dan aktivitasnya. Aktivitas manusia merupakan eksistensi dari dirinya dan hasil aktivitas yang dilakukan merupakan cermin hakikat dirinya. Jadi, eksistensialisme pada hakikatnya adalah aliran filsafat yang bertujuan mengembalikan keberadaan umat manusia sesuai dengan keadaan hidup asasi yang dimiliki dan dihadapinya.
2. Prinsip-Prinsip Eksistensialisme
a. Tidak mementingkan metafisika (Tuhan).
b. Kebenaran lebih bersifat eksistensial daripada proposional atau faktual.
c. Memandang individu dalam keadaan tunggal selama hidupnya.
d. Tidak mementingkan jawaban yang pasti terhadap maslah filsafat yang penting.
3. Implementasi Eksistensialisme dalam Pendidikan
a. Lebih mengutamakan perorangan/individu. Dalam datarn pendidikan, menuntut adanya system pendidikan yang beraneka warna dan berbeda.
b. Individu hanya mengenal dirinya dalam interaksinya sendiri dengan kehidupan.
c. Percaya akan kemampuan ilmu untuk memecahkan semua persoalan.Karena itu, murid berkewajiban untuk melakukan eksperimen dan pembahasan untuk memungkinkannya ikut dalam setiap kedudukan yang dihadapi atau dalam setiap amsalah yang hendak dipecahkan.
d. Tidak membatasi murid dengan buku-buku yang ditetapkan saja.
4. Pandangan Filsafat Pendidikan Islam terhadap Eksistensialisme
Aliran eksistensialisme menekankan agar masing-masing individu diberi kebebasan mengembangkan potensinya secara maksimal tanpa ada batasan yang mutlak. Akibatnya kebebasan yang mutlak tersebut menghilangkan eksistensi Tuhan sebagai pencipta dan pengatur kebebasan. Kebebsan yang diberikan Islam pada manusia bukan kebebasan yang absolut melainkan kebebasan yang tetap pada koridor Ilahi dan dipimpin oleh nilai agama.

E. Pragmatisme
1. Hakikat Pragmatisme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang realitas sebagi sesuatu yang secara tetap mengalami perubahan. Aliran ini memandang nilai suatu prinsip atau keyakinan filsafat didasarkan atas pengaruh nyatanya. Atas dasr ini kaum pragmatis menjadikan kegiatan praktis pada tingkatan pertama dan kegiatan pikir pada tingkatan kedua.
2. Prinsip-Prinsip Pragmatisme
a. Tidak mengakui bahwa dalam diri manusia terdapat kemampuan moralitas dan spiritualitas.
b. Manusia ideal adalah manusia yang mampu merealisasikan kemanfaatan dirinya dalam masyarakat melalui ilmu pengetahuan yang dimiliki.
c. Ukuran kebenaran adalah pengalaman yang berguna bagi manusia.
d. Menggunakan pengalaman untuk mencapai kebenaran yang hakiki.
3. Implementasi Pragmatisme dalam Pendidikan
a. Pendidikan adalah jalan pokok menuju kemajuan sosial dan sentral perbaikan. Karena itu pendidikan didefinisikan sebagai usaha yang terus menerus dengan tujuan meluaskan dan mendalamkan jangkauan sosialnya.
b. Aliran ini tidak memisahkan antara materi pengajaran dengan metode pengajaran. Guru tidak boleh menghilangkan keaktifan anak didiknya.
c. Aliran mempercayai adanya perbedaan kecerdasan individual. Untuk itu pendidikan dikembangkan dengan menekankan pada upaya menanamkan rasa kebebasan individual.
d. Kurikulum pengajaran merupakan kesatuan dinamika yang mempunyai tujuan.
4. Pandangan Filsafat Pendidikan Islam terhadap Pragmatisme
Filsafat pragmatism menganggap baik dan benar terhadap semua cara yang mengantarkan kebermanfaatan. Pendekatan ini meruapakan pendekatan yang berbahaya dan bisa menyalahi nilai-nilai ilahiah. Akibatnya manusia akan banyak mengorbankan keimanan yang ada pada dirinya demi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupannya. Sedangkan menurut pandangan Islam, tidak semua yang bermanfaat tersebut baik dan sesuai dengan nilai-nilai agama yang dapat mengantarkan manusia mencapai kebahagiaan yang tertinggi dari kehidupan materi maupun immateri.

F. Sosialisme
1. Hakikat Sosialisme
Sosialisme pada mulanya berdasarkan marxisme. Aliran ini merupakan aggregasi dari ide filsafat yang dikembangkan dalam sosial Karl Marx. Aliran ini terdapat di beberapa bagian dunia masa kini. Meskipun berbeda-beda namanya namun memiliki substansi nilai yang sama.
2. Prinsip-Prinsip Sosialisme
a. Percaya secara mutlak pada teori materialism bagi segala sesuatu baik dalam pandangannya kepada alam maupun tentang manusia dan masyarakat.
b. Percaya bahwa agama itu hanya merupakan hasil dari perkembangan materi belaka.
3. Implementasi Sosialisme dalam Pendidikan
a. Pendidikan menempati tempat yang sangat penting dalam aliran ini.
b. Aliran ini menyatakan bahwa pengajaran adalah hak untuk semua rakyat.
c. Lebih mengutamakan pendidikan praktek dan terapan.
4. Pandangan Filsafat Pendidikan Islam terhadap Sosialisme
Sosialisme meletakkan pendidikan untuk mengabdi kepada negara dan partai sedangkan pendidikan dalam Islam mementingkan pengabdian kepada Allah dan terlaksananya tugas kekhalifahan manusia di muka bumi.
Sosialisme berpandangan bahwa manusia hanya hewan ekonomis yang berupaya memenuhi hajat-hajat materinya. Sedang dalam pendidikan Islam, manusia adalah makhluk termulia di sisi Allah yang mempunyai multi dimensi.

G. Progresivisme
1. Hakikat Progresivisme
Progresivisme adalah suatu aliran yang menekankan bahwa pendidikan bukanlah sekedar pemberian sekumpulan pengetahuan kepada peserta didik tetapi hendaklah berisi aktivitas yang mengarah pada pelatihan kemampuan berpikir.
2. Prinsip-Prinsip Progresivisme
a. Progresivisme berakar pada progresivisme yang orientasinya berpusat pada mahasiswa.
b. Sasaran pendidikannya adalah meningkatkan kecerdasan praktis.
c. Manusia mempunyai kemampuan yang wajar dalam mengatasi masalah yang bersifat menekan keberadaan manusia.
d. Progresivisme dianggap sebagai kebebasan mutlak menuju ke arah kebudayaan.
e. Progresivisme percaya terhadap kekuatan alamiah manusia.
f. Implementasi Progresivisme dalam Pendidikan
g. Progresivisme kurang menyetujui adanya pendidikan yang bercorak otoriter.
h. Progresivisme sangat menghargai kemampuan berpikir.
i. Progresivisme tidak mengakui kemutlakan kehidupan.
j. Progresivisme meletakkan dasar pada penghormatan yang bebas atas martabat manusia dan pribadi.
3. Pandangan Filsafat Pendidikan Islam terhadap Progresivisme
Filsafat pendidikan Islam mengakui hal yang sama sebagaimana yang diinginkan oleh filsafat progresivisme yaitu bahwa masyarakat itu bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan ilmu. Akan tetapi nilai-nilai yang dijadikan ukuran bukan nilai yang absolut seperti nilai kewahyuan syarat dalam pendidikan Islam, melainkan nilai yang relatif yaitu nilai-nilai baik dan buruk dikaitkan dengan pertimbangan kultur masyarakat yang sudah tentu kebenaran bergantung pada tempat dan waktu, dan nilai tersebut bersifat relatif. Sedangkan dlam pendidikan Islam nilai tersebut bersifat mutlak.

No comments: