Welcome to My Blog

Welcome to Ard.Fatima's Website

Sunday, December 26, 2010

BAB 3
PANDANGAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM TERHADAP MANUSIA

Pandangan filsafat pendidikan Islam terhadap manusia sesuai dengan pandangan Al Quran dan Hadis yang menjadi dasar pendidikan Islam. Pandangan tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek sebagai berikut:
A. Gambaran tentang Manusia dan Proses Penciptaannya dalam Al Quran
1. Gambaran Tentang Manusia
Manusia merupakan makhluk-Nya yang paling sempurna dan sebaik-baik ciptaan yang dilengkapi dengan akal pikiran. Dalam hal ini Ibn ‘Arabi melukiskan hakikat manusia dengan mengatakan bahwa “tak ada makhluk Allah yang lebih bagus daripada manusia yang memiliki daya hidup, mengetahui, berkehendak, berbicara, melihat, mendengar, berpikir, dan memutuskan”. Manusia adalah makhluk kosmis yang sangat penting karena dilengkapi dengan semua pembawaan dan syarat-syarat yang diperlukan untuk mengemban tugas dan fungsinya sebagai makhluk Allah di bumi.
Setidaknya ada tiga kata dalam Al Quran yang digunakan untuk menunjuk pada makna manusia. Namun secara khusus memiliki penekanan pengertian yang berbeda. Perbedaan tersesebut dapat dilihat pada uraian berikut:
a. Kata Al Basyar
Kata Al Basyar dinyatakan Allah dalam Al Qur’an untuk menjelaskan proses kejadian Nabi Adam A.S sebagai manusia pertama yang memiliki perbedaan dengan proses kejadian manusia sesudahnya.
b. Kata Al Insan
Kata Al Insan dinyatakan dalam Al Qur’an untuk menunjukkan totalitas manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani.
c. Kata Al Nas
Kata Al Nas dinyatakan dalam Al Qur’an untuk menunjukkan bahwa sebagian manusia tidak memilki ketetapan keimanan yang kuat.
2. Proses Penciptaan Manusia
Al Qur’an menyatakan proses penciptaan manusia dalam dua tahapan yang berbeda, yaitu tahapan primordial tahapan biologi. Manusia pertama, Adam a.s diciptakan dari tanah yang dibentuk oleh Allah dengan seindah-indahnya kemudian Allah meniupkan ruh ke dalam diri manusia tersebut.
Penciptaan manusia selanjutnya adalah melalui proses biologi yang dapat dipahami secara sains empiric. Di dalam proses ini manusia diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan air mani yang disimpan dalam dinding yang kokoh. Kemudian air mani itu dijadikan darah beku yang menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut kemudian dijadikannya segumpal daging dan kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh.

B. Kedudukan Manusia
1. Manusia Sebagai Hamba Allah (‘abd Allah)
Musa Asy’arie mengatakan bahwa esensi ‘abd adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan yang kesemuanya itu hanya layak ditujukan kepada Tuhan. Ketundukan dan ketaatan pada kodrat alamiah senantiasa berlaku baginya. Ia terikat oleh hukum-hukum Tuhan yang menjadi kodrat pada setiap ciptaannya, manusia menjadi bagian dari setiap ciptaannya, dan ia bergantung pada sesamanya. Sebagai hamba Allah, manusia tidak bisa lepas dari kekuasaan-Nya sebab manusia mempunyai fitrah untuk beragama.
2. Manusia sebagai Khalifah Allah fi al-ardh
Sebagai seorang khalifah, manusia berfungsi menggantikan orang lain dan menempati tempat serta kedudukannya. Untuk melaksanakan tigasnya sebagaoi khalifah, Allah memberikan manusia seperangkat potensi berupa akal, qalb, dan nafs. Aktualisasi fitrah tersebut tidak otomatis berkembang melainkan tergantung kepada manusia itu sendiri dalam mengembangkannya. Untuk itu, Allah menurunkan wahyu-Nya kepada para nabi agar menjadi pedoman bagi manusia untuk mengaktualisasikan fitrahnya secara utuh dan selaras dengan tujuan penciptaannya. Dengan pedoman ini manusia akan dapat tanpil sebagai makhluk Allah yang tinggi martabatnya.
C. Implikasi Konsep Manusia terhadap Konsep Pendidikan Islam
Sistem pendidikan Islam harsu dibangun di atas konsep kesatuan antara pendidikan Qalbiyah dan Aqliyah sehingga mampu menghasilkan manusia muslim yang pintar secara intelektual dan terpuji secara moral.
Pendidikan Islam harus merupakan upaya yang ditujukan kea rah pengembangan potensi yang dimiliki manusia secara maksimal sehingga dapat diwujudkan dalam bentuk konkrit.

No comments: