Welcome to My Blog

Welcome to Ard.Fatima's Website

Sunday, December 26, 2010

BAB II
PELAKSANAAN

A. Hasil Pengamatan
Dalam pembelajaran, banyak masalah yang timbul pada anak. Masalah-masalah ini tentunya akan menghambat pembelajaran apabila tidak segera diselesaikan. Salah satu contohnya adalah gejala yang timbul pada anak yang diamati oleh penulis yang juga merangkap sebagai observer. Anak memperlihatkan sikap yang sangat pendiam, tidak berani untuk bertanya, dan berbicara dengan volume suara yang sangat rendah. Jika pun dia mau bertanya, hanya muncul satu pertanyaan dalam sekian kali pertemuan pembelajaran. Namun jika guru menjelaskan materi, anak tersebut dapat menyerapnya dengan cukup baik. Sebenarnya tidak terdapat masalah pada kemampuan belajarnya, dan prestasi belajarnya pun tetap baik. Namun tetap saja, masalah-masalah yang penulis sebutkan dia atas tetap harus dan segera dicarikan jalan keluarnya dan diselesaikan.
Data berikut ini diperoleh dari hasil observasi dan wawancara orang tua. Observasi adalah kegiatan mengamati suatu objek tertentu baik benda ataupun orang yang sudah direncanakan. Sedangkan wawancara adalah kegiatan mencari data dengan bertanya secara langsung dengan sumber data atau dengan orang-orang yang berhubungan dengan sumber data. Dalam hal ini, penulis bertindak sebagai observer sekaligus guru anak. Menurut orang tuanya, anak tersebut memang kurang komunikatif dari dulu. Sikap ini terbentuk karena lingkungannya yang cenderung sering berpindah-pindah. Masa kecil yang kurang menyenangkan seperti ini terekam dalam memorinya hingga dia dewasa. Akibatnya, hubungan sosialnya dengan lingkungannya menjadi terganggu. Tidak hanya dengan orang tua, sikap kurang komunikatifnya juga muncul saat dia berinteraksi dengan teman-temannya di sekolah. Selain itu, tidak mau berinteraksi dengan teman teman perempuannya. Dia hanya berinteraksi dan bermain dengan teman laki-lakinya saja. Hal ini disebabkan karena sifat pemalunya yang sangat dominan mempengaruhi pribadi dan karakternya. Perlu diketahui, bahwa anak ini mempunyai warna kulit gelap dengan tubuh yang gemuk dan besar yang melebihi ukuran normal badan teman-teman seusianya. Hal ini tentu menjadi salah satu faktor penyebabnya.
Dari beberapa hasil pengamatan di atas, dapat disimpulkan bahwa anak cenderung mempunyai karakter yang pemalu, kurang atau tidak komunikatif, tidak percaya diri, dan merasa rendah diri. Sifat pemalu ini dapat disebabkan karena beberapa masalah antara lain unsur keturunan, masa kanak-kanak kurang gembira, kurang bermasyarakat, perasaan rendah diri, terlalu berpikir tentang pandangan buruk orang lain terhadapnya, dan sebagainya.
Berikut adalah uraian tentang penyebab timbulnya sifat pemalu:
1. Unsur Keturunan
Hal ini merupakan faktor yang tidak langsung dan belum pasti. Sejak lahir anak tersebut terlihat agak sensitif dan kemungkinan hal itu terjadi karena pembawaan saat ibu yang ketika sedang mengandung mengalami tekanan jiwa maupun fisik. Namun ini juga belum dapat menjadi suatu bukti yang kuat apakah kelak anak yang sensitif itu akan menjadi seorang pemalu.
2. Masa Kanak-kanak Kurang Gembira
Ada sebagian anak yang mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan pada masa kanak-kanaknya. Misalnya orangtua sering berpindah- pindah, orangtua bercerai, orangtua meninggal, dipaksa pindah sekolah atau dihina oleh teman dan sebagainya. Semua pengalaman itu mengakibatkan terganggunya hubungan sosial mereka dengan lingkungan, suka menghindar atau mundur, dan tidak berani bergaul dengan orang yang tidak dikenal.
3. Kurang Bermasyarakat
Sifat pemalu akan terjadi bila anak hidup dengan latar belakang di mana ia diabaikan oleh orangtuanya, atau dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang mengasingkan diri, terlalu dikekang sehingga mereka tidak dapat mengalami hubungan sosial yang normal dengan masyarakat.
4. Perasaan Rendah Diri
Mungkin perasaan malu itu timbul karena anak bertubuh pendek, bersikap kaku atau punya kebiasaan yang jelek, lalu berusaha untuk menutupinya dengan cara menyendiri atau menghindari pergaulan dengan orang lain. Karena kurang rasa percaya diri dan beranggapan dirinya tidak sebanding dengan orang lain, ia tidak suka memperlihatkan diri di keramaian.
5. Pandangan Orang Lain
Banyak anak yang menjadi pemalu karena pandangan orang lain yang telah merasuk ke dalam dirinya sejak kecil. Mungkin orang dewasa sering mengatakan bahwa ia pemalu, bahkan guru dan teman-teman juga berpendapat sama, sehingga akhirnya ia benar-benar menjadi seorang pemalu.

Sebenarnya, gejala-gejala yang timbul dalam pembelajaran mempunyai hubungan sebab akibat yang saling mempengaruhi dan terikat satu sama lain. Misalnya, anak yang kurang komunikatif disebabkan karena anak tersebut mempunyai sifat pemalu, dan sifat pemalu akan disebabkan karena adanya sifat rendah diri, dan sifat rendah diri disebabkan karena anak susah berkomunikasi. Atau dengan kata lain perasaan rendah diri mengakibatkan munculnya sifat pemalu yang akhirnya akan menjadikan anak kurang komunikatif . Ketidak mampuan anak dalam berkomunikasi ini akan mengakibatkan anak menjadi rendah diri. Selain disebabkan karena sifat pemalu, sikap kurang komunikatif anak juga bisa disebabkan oleh rasa sombong, terlalu banyak pertimbangan mengenai apa yang dikatakan, takut mendapat reaksi negatif dari rekan-rekannya, takut terlihat bodoh, menjaga agar pikiran-pikiran benci tetap terpendam, dan mempunyai bakat menjadi pendengar yang baik tetapi gagal menunjukkan tanggapan.
Selanjutnya, gejala yang muncul pada anak yang diamati oleh observer adalah kurangnya rasa percaya diri. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya adalah pengaruh lingkungan, anak selalu dilarang, disalahkan, tidak dipercaya, diremehkan oleh lingkungan, anak sering diremehkan dan dikucilkan oleh teman sejawat, pola asuh orang tua yang sering melarang dan membatasi kegiatan anak, orang tua yang selalu memarahi kesalahan anak tapi tidak pernah memberi penghargaan apabila anak melakukan hal yang positif, kurang kasih sayang dan penghargaan dari keluarga, serta merasa bentuk fisik tidak sempurna.
Gejala yang terakhir muncul pada ada adalah adanya perasaan rendah diri. Rendah diri adalah perasaan kurang berharga yang timbul karena ketidakmampuan psikologis atau sosial maupun karena keadaa jasmani yang kurang sempurna. Terdapat dua faktor yang menyebabkan munculnya gejala rendah diri pada anak, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern, misalnya mempunyai cacat tubuh, lemah dalam menguasai bidang studi tertentu, dan susah berkomunikasi.
Dari beberapa gejala-gejala yang timbul pada diri anak seperti yang telah dijelaskan di atas, maka observer menyimpulkan bahwa sifat yang paling dominan mempengaruhi jiwa anak adalah sifat pemalu. Munculnya sifat pemalu pada anak-yang menjadi objek observasi- tersebut disebabkan oleh masa kecil yang kurang gembira dan adanya perasaan rendah diri. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa masa kecil anak tersebut sering diajak untuk berpindah-pindah mengikuti tugas kedua orang tuanya sehingga memaksa anak tersebut untuk selalu berinteraksi dengan lingkungan baru setiap saat. Hal ini berakibat pada hubungan interaksinya dengan lingkungan sekitarnya. Sedangkan perasaan rendah dirinya muncul karena anak tersebut minder dan tidak percaya diri dengan postur tubuhnya yang berkulit gelap, gemuk dan besar melebihi ukuran normal berat badan teman-temannya.
Untuk mengatasi dan menyembuhkan anak yang pemalu, terdapat beberapa langkah atau cara yang dapat diterapkan, yaitu anak didorong untuk berani melakukan sesuatu dan mengembangkan hobi serta potensi dirinya; anak dibiasakan untuk bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang; anak diajak untuk bermain dengan orang lain, baik tetangga, saudara, dan teman-teman; anak di ajak untuk bermain peran; orang tua tidak diperbolehkan untuk mengolok-olok sifat pemalu anak baik di belakang atau di depan anak tersebut.

No comments: